MAKALAH ALAT-ALAT UKUR
ALAT UKUR BENDA PANJANG
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
2:
1. Okky
ariffan Rasyid ; 1111090040
2. Estia
Wirnawati ; 1111090038
3. Ratnasari ; 1111090004
4. Weni
Firda ; 1111090017
5. Suferyadi
; 1111090025
Dosen
pembimbing:
ZENI GUNAWAN M.P.Fis
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT yang memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “”Alat-alat ukur benda panjang”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, baik bantuan meterial,
maupun bantuan berupa dorongan semangat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.
Dalam
penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga nantinya dalam
menyusun laporan selanjutnya jauh lebih baik. Dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Amin..
Bandar Lampung, 5 Oktober 2012
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat
menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter,
jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut
memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran
tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.
Dalam mengukur panjang suatu benda, selain
memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda
yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur memiliki bentuk yang sangat
besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya
untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka
alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda
yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan
fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian
yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk
mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung,
diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup
dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur
jangka sorong.
Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1
mm yang artinya nilai antara dua gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga
dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan
ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan
sebagai x = x ± ∆x, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran
x0 sedangkan ∆x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal,
pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan
ketidakpastian mutlaknya, ∆x = 1/2 skala terkecil instrumen. Selain memiliki
skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang terdiri
dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang
geser bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap
dan rahang geser atas). lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala
utama(dalam inci), skala nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan
kunci peluncur.
Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur
panjang yaitu jangka sorong secara detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi
jangkasorong, prinsip kerja jangka sorong, pembacaan kalibrasi, prosedur
penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan pada
makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu mistar,rollmeter, jangka sorong dan
mikrometerskrup ?
2. Bagaimana bentuk mistar,rollmeter, jangka
sorong dan mikrometerskrup bagian-bagiannya?
3. Bagaimana prinsip kerja mistar,rollmeter,
jangka sorong dan mikrometerskrup?
4. Bagaimana kalibrasi mistar,rollmeter, jangka
sorong dan mikrometerskrup?
5. Bagaimana prosedur pengukuran mistar,rollmeter,
jangka sorong dan mikrometerskrup ?
6. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran
mistar,rollmeter, jangka sorong dan mikrometerskrup ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur
panjang ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bentuk mistar,rollmeter, jangka
sorong dan mikrometerskrup beserta bagian-bagiannya.
2. Mengetahui prinsip kerja mistar,rollmeter,
jangka sorong dan mikrometerskrup.
3. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan
cara pembacaan kalibrasi . mistar,rollmeter, jangka sorong dan mikrometerskrup.
4. Mengetahui prosedur pengukuran mistar,rollmeter,
jangka sorong dan mikrometerskrup.
5. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran mistar,rollmeter,
jangka sorong dan mikrometerskrup.
BAB II
PEMBAHASAN
Alat Ukur Panjang
Alat-alat ukur panjang yang dipakai untuk
mengukur panjang suatu benda antara lain mistar, rollmeter, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup.
A.
MISTAR
Mistar/penggaris berskala terkecil 1 mm
mempunyai ketelitian 0,5 mm. Ketelitian pengukuran menggunakan mistar/penggaris
adalah setengah nilai skala terkecilnya. Dalam setiap pengukuran dengan
menggunakan mistar, usahakan kedudukan pengamat (mata) tegak lurus dengan skala
yang akan diukur. Hal ini untuk menghindari kesalahan penglihatan (paralaks).
Paralaks yaitu kesalahan yang terjadi saat membaca skala suatu alat ukur karena
kedudukan mata pengamat tidak tepat.
Pada mistar 30 cm terdapat dua gores/strip
pendek berdekatan yang merupakan skala terkecil dengan jarak 1mm atau 0,1
cm. Ketelitian mistar tersebut adalah setengah dari skala terkecilnya.
Jadi ketelitian atau ketidakpastian mistar
adalah (½ x 1 mm ) = 0,5 mm atau 0,05 cm
B. ROLLMETER
Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang
dapat digulung, dengan panjang 25 – 50 meter. Meteran ini dipakai oleh tukang
bangunan atau pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter
sampai 0,5 mm. Meteran ini biasanya dibuat dari plastik atau pelat besi tipis.
Rollmeter mempunyai ketelitian sama dengan
mistar yaitu (½ x 1 mm ) = 0,5 mm atau 0,05 cm
C. JANGKA SORONG
Jangka sorong terdiri atas
dua rahang, yang pertama adalah rahang tetap yang tertera skala utama dimana 10
skala utama panjangnya 1 cm. Kedua rahang geser dimana skala nonius berada. 10
skala nonius panjangnya 0,9 cm sehingga beda panjang skala utama dan nonius
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jadi skala terkecil pada
jangka sorong 0,1 mm atau 0,01 sm sehingga ketelitiannya adalah (
½ x 0,1 mm ) = 0,05 mm atau 0,005 cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur;
- untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak
terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.
Adapun penggunaan jangka sorong
tersebut, adalah sebagai berikut :
~ Mengukur
Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri,
buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar
rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
~ Mengukur
Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci
ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada
benda, putar pengunci ke kanan.
~ Mengukur
Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong
hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.
Cara pembacaan skala jangka sorong
yaitu :
Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan
salah satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada
gambar, skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya
angka tersebut 0,4 mm.
Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur
ke belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga diameter yang diukur sama dengan
4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.
D. MIKROMETERSEKRUP
Mikrometer sekrup
adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat
ketelitian mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan
ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk
mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas,
pisau silet, maupun kawat. Secara luas, mikrometersekrup digunakan sebagai alat
ukur dalam teknik mesin elektro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari
blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi
berikut =
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara
membaca jarak antara dua muka ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah muka
ukur tetap yang terpasang pada satu sisi rangka berbentuk U, dan sebuah muka
ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak tegak lurus
terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai
graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle. Mikrometer luar digunakan untuk
ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
Alat ukur yang dapat
mengukur dimensi dalam dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur sferis
yang saling membelakangi, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada
batang utama dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang
dapat bergerak searah dengan sumbunya, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble
yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle..Mikrometer
sekrup dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.
Mikrometer
kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan
slot-slot.
Skala pada mikrometer sekrup
ada dua yaitu ;
1.
Skala Utama (SU), yaitu skala pada
pegangan yang diam (tidak berputar) ditunjuk oleh bagian kiri pegangan putar
dari mikrometer sekrup.
2.
Skala Nonius (SN), skala pada pegangan
putar yang membentuk garis lurus dengan garis mendatar skala diam dikalikan
0,01 mm.
Bagian utama mikrometer sekrup ialah sebuah poros
berulir yang terpasang pada sebuah silinder pemutar yang disebut Bidal. Poros
berulir masuk mengulir pad silinder berskala 0,01 mm dan 0,5 mm. Silinder
berskala ini tepat dilingkup oleh silinder pemutar ter bagi oleh garis-garis
skala menjadi 50 bagian yang sama. Ulir pada batang silinder pemutar mempunyai
ketepatan 0,5mm, ini artinya kalau ulir silinder diputar satu putaran, ia maju
atau mundur 0,5 mm, karena silinder pemutar memiliki 50 skala disekelilingnya.
Kalau silinder pemutar berputar sebesar satu skala , batang silinder maju atau
mundur 0,5/50 mm = 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan demikian skala pada silinder
berskala menunjukkan ukuran dalam milimeter dan tengahan milimeter, sedangkan
skala pada silinder pemutar menunjukkan ukuran dalam persatuan milimeter.
Mikrometersekrup
memiliki batas ukur maksimal 25mm. Tanpa skala nonius, nst skala utama alat ini
adalah ,5 mm karena pada jarak 25mm skala utama terbagi dalam 50 skala.
Sehingga jarak dua skala terdekat =
= = 0,5 mm
Mikrometersekrup memiliki skala nonius putar yang terdiri atas 50 skala ( untuk
satu kali putar ) yang sama harganya dengan jarak satu skala utama. Maka, nst
nonius :
Nst
nonius =
= = 0,01 mm
0,01 merupakan nst skala nonius sekaligus merupakan ketelitian
mikrometersekrup.
Benda yang ukurannya sangat tipis seperti kertas atau kawat yang ukurannya
sangat kecil tidak dapat diukur menggunakan jangka sorong. Untuk mengukur
dimensi luar dari benda yang sangat tipis digunakan mikrometer sekrup. Seperti
halnya jangka sorong, mikrometer sekrup juga memiliki dua skala, yaitu skala
utama dan skala nonius.
Secara garis besar, mikrometersekrup terdiri atas =
1). Rahang tetap, yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam satuan mm.
Panjang skala utama umumnya mencapai 25 mm.
2). Poros berulir, yang dipasang pada silinder pemutar (bidal).
3). Rahang geser, yang dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk memegang
benda yang akan diukur bersama dengan rahang tetap.
Untuk menggunakan mikrometersekrup dapat dilakukan dengan langkah berikut :
a). Putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan arah
jarum jam sehingga ruang antara kedua rahang cukup untuk ditempati benda yang
akan diukur.
b). Letakkan benda di antara
kedua rahang.
c). Putar bidal (pemutar) searah jam sehingga saat
poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda
bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda berigi ini, putaran
akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika sampai menyentuh benda
yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.
d). Putar sekrup penggeser hingga terdengar bunyi klik
satu kali.
e). Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala
nonius dengan rumus :
H = (skala utama x 0,5 mm) +
(skala nonius x 0,01 mm)
Beberapa hal yang diperlukan
sewaktu menggunakan mikrometer sekrup:
1. Permukaan benda ukur, mulut ukur dari
mikrometer sekrup harus dibersihkan dahulu adanya kotoran, terutama bekas
proses pengukuran dapat menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak permukaan
mulut ukur.
2. Sebelum dipakai kedudukan nol mikrometer
sekrup harus diperiksa. Kedudukan nol disetel dengan cara merapatkan mulut ukur
dengan ketelitian silindet tetap diputar dengan memakai kunci penyetel sampai
garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.
3. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi
dimensi objek ukur. Apabila dimensi tersebut cukup satu bar maka poros ukur
dapat digerakkan dengan cepat dengan cara menyelindingkan silinder putat pada
telapak tangan. Jangan sekali-kali memutar rangkanya dengan memegang silinder
putar seolah-olah memegang mainan kanak-kanak.
4. Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan
mikrometer sekrup di telapak tangan kanan, dan ditahan oleh kelingking, jari
manis, serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari dugunakan untuk memutar
silinder pusat.
Pada waktu mengukur, maka
penekanan poros ukur benda ukur tidak boleh terlalu keras sehingga memungkinkan
kesalahan ukur karena adanya deformasi (perubahan bentuk) dari benda ukur
maupun alat ukurnya sendiri. Kecermatan pengukuran tergantung atas penggunaan
tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan
cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir atau tabung gelincir atau
sewaktu poros ukur hampir mencapai permukaan benda ukur.
KESIMPULAN
Mistar
atau Penggaris, Jangka Sorong,dan
Micrometer Scrup.
Mistar/penggaris
berskala terkecil 1 mm mempunyai ketelitian 0,5 mm. ketelitian pengukuran
menggunakan mistar adalah setengah nilai skala terkecilnya dalam setiap
pengukuran dengan menggunakan mistar, kedudukan pengamat (mata) tegak lurus
dengan skala yang akan diukur untuk menghindari paralax.
Jangka
sorong memiliki batas ketelitian 0,1 mm. jangka osrong memiliki dua rahang,
yaitu rahang tetap dan dan rahang sorong .pada rahang tetap dilengkapi skala
utama, sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier.
Skala nonius mempunyai panjang 9 mmyang terbagi menjadi 10 skaladengan tingkat
ketelitian 0,1 mm. hasil pengukuran menggunakan jangka sorong berdasrkan angka
pada skala utama ditambah angka pada skala nonius yang dihitug dari 0 sampai
dengan garis skala nonius yang berimpit dengan garis skala utama
Hasil pengukuran
tidak secara langsung menampilkan angka ketidakpastiannua , ketika
didefinisikan dengan benar, kesalahan/ketidakpastian hanya berkenaan dengan
pengukuran yaitu, untuk memperkirakan suatu nilak eksak dalam pengukuran, tidak
mungkin pasti, karena akan adanya penyimpangan. Akan tetapi, pengukuran dapat
mendekati nilai, dan hasil tersebut dapat diperoleh dari tingkat ketepatan
suatu alat, seperti jangka sorong yang dipergunakan adalah 0,05 mm.Mikrometer
sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif tipis, misalnya kertas,
seng, dan karbon. Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala
tetap dan skala putar (nonius).
Skala tetap (skala utama): Skala tetap
terbagi dalam satuan milimeter (mm). Skala ini terdapat pada laras dan
terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala bawah.
Skala putar (skala nonius): Skala putar terdapat
pada besi penutup laras yang dapat berputar dan dapat bergeser ke depan atau ke
belakang. Skala ini terbagi menjadi 50 skala atau bagian ruas yang sama. Satu
putaran pada skala ini menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm. Jadi, satu skala
pada skala putar mempunyai ukuran:1/50 0,5 mm = 0,01 mm
sekrup. Ukuran ini merupakan batas ketelitian mikrometer sekrup
DAFTAR PUSTAKA
Ø Hellyday
resnic.1998.Fisika jilid 1 Edisi 3. Jakarta Erlangga
Ø Kamus
visual PT Buana Ilmu Populer 2004
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang......................................................................................
1.2
Rumusan Masalah…………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gas Ideal …………………………………………………
2.2 Persamaan Keadaan Gas (nyata dan Ideal)…………………………..
2.3 Energi dalam Gas Ideal………………………………………………
2.4 Proses Adiabatik……………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………