Rabu, 26 Juni 2013

PENERAPAN PENGUAT DIFERENSIAL (saklar sentuh)
Disusun oleh:

Nama                         : Okky Ariffan rasyid
NPM               : 1111090040
Semester       : IV (Empat)
Jurusan         : Pendidikan Fisika
Kelas              : Fisika (A)
Dosen                        :  Sartiman M.Pd

images


              
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2013



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Elektronika merupakan ilmu yang sangat penting bagi manusia sebab menyangkut tentang kelistrikan yang menjadi salah satu energy terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari Fisika, pada elektronika juga tidak cukup jika hanya dipelajari secara teori sehingga  membutuhakan praktek/praktikum untuk membantu kita dalam memhami dan mengaplikasikannya. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum elektronika dasar ini yakni tentang rangkaian Penguat Daya Audio sekaligus untuk memenuhi persyaratan dari mata kuliah Elektronika Fisis Dasar II.
Sebuah op-amp merupakan sebuah rangkaian integrasi ( IC ) linear yang mampu memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan pada interval tegangan yang cukup lebar.
Pemakaian op-amp amatlah luas meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan dc, tapi aktif, penyerah presisi, pengubah analog ke digital dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, pengi tegral, kendali otomatik, computer analog, elektronika nuklir, dan lain- lain.
Sehingga pada praktikum kali ini, akan dilakukan percobaan untuk menganalisis penguat audio IC atau penguat OP-AMP.
I.2 Tujuan
      Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk menganalisis penguat audio IC ( penguat OP-AMP).


 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penguat operasional atau op-amp ( dari kata operasional amplifer ) adalah penguat di perensial dengan masukan dan satu pengeluaran yang mempuanyai penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam orde 10. dengan penguatan yang amat tinggi ini, penguat operasional dengan rangkaian balikan lebih banyak digunakan daripada lingkar terbuka.
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator.
Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).

Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.

Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator.




















BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :
·         Rangkaian penguat audio ber-ic
·         Sumber tegangan dc 12 volt
·         Multimeter digital 20 volt
Daftar komponen
R1
220
R2
10k
C1
22uf/16 v
C2
10uf / 16 v
C3
10uf / 16 v
C4
2200 pf
C5
820 pf
C6
100 pf
C7
330 uf /16 v
IC
AN 5743
LS
Loud speaker 8 ohm


3.2 Cara Kerja
1)      Memberi tegangan sebesar 12 volt dc dan mengukur tegangan yang masuk
2)      Mengukur tegangan dc tiap pin IC
3)      Menekan input pada C1 ,apakah terdengar bunyi huum atau tidak pada speaker.
4)      Menekan input pada C1 sambil mengukur tegangan ac pada ujung-ujung speaker
5)      Mengulangi kegiatan 4 minimal 3x dan menghitung rata-rata tegangan ac outputnya
6)      Melihat impedensi pada speaker
7)      Dari kegiatan 5 dan 6 menghiitung daya output !



























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan
a)      Vcc=2,8 voltdc
b)      V1=1,3 v, v2=1,3 v, v3=1,3 v, v4=1,4 v, v5=0,4 v , v6=0,4 v, v7=0 v, v8=1,4 v, v9=3,4 v.
c)      Terdengar bunyi huuum pada speaker.
d)      Vuot=2,8 Vac
e)      Vout= 2,8+2,6+2,7/3 =2,7 Vac
f)       R= 10K=10.000 ohm

4.2 Pembahasan
            Percobaan yang kami lakukan mengenai penguat audio Ic atau penguat OP-AMP menggunakan sumber tegangan dc 12 volt  dan menggunakan tipe Ic AN 5743, sehingga didapatkan tegangan masukan ( Vcc =2,8 volt)  ,serta tiap pin  Ic diukur dari V1 hingga V9 berturut-turut adalah v1=v2=v3=1,3 volt, v4=1,4 volt, v5=v6=0,4, v7=0,v8=1,4 dan v9=3,4. Pada penguat OP-AMP  penguat operasional
memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground), hal ini sesuai dengan rangkaian yang telah dibuat.
Pada penguat membalik sumber isyarat berupa arus dan tegangan yang kecil dan jika dihubungkan dengan masukan yang besar maka akan menghasilkan tegangan yang lebih besar pada keluarannya. Pada penguat tak membalik, op-amp dapat dipasang untuk membentuk penguat tak membalik dimana isyarat dihubungkan dengan masukan tak membalik (+) pada op-amp. Balikan melalui R2 dan R1 tetap dipasang pada masukan membalik agar membentuk balikan negative.

BAB V
PENUTUP
            Setelah melakukan percobaan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Penguat operasional atau op-amp ( dari kata operasional amplifer ) adalah penguat di perensial dengan masukan dan satu pengeluaran yang mempuanyai penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam orde 10    
2. Op-amp dapat digunakan sebagai penguat membalik dan tidak membalik, sebagai buffer, intedrator dan diferensiator dan komparator.
3.   Pada rangkaian penguat membalik dan tak membalik menggunakan resistor keluaran yang lebih besar daripada masukan












DAFTAR PUSTAKA
Reka, S. Rio, 1999, Fisika dan teknologi semikonduktor, PT. Pradnya Paramita;     Jakarta.
Dwihono, 1996, Rangkaian Elektronika Analog, PT.Elax Media; Jakarta.
Malvino, Albert Paul. 1996. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta : Erlangga.
Turner, Rufus. Rutherford, Brinton. 1995. 133 Rangkaian Elektronika. Jakarta : Gramedia.
Suarga H, Bidayatul A, 2012, Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 2. Universitas          Hasanuddin : Makassar 















TUGAS FISIKA PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2019 SMK SWADHIPA 2 NATAR

1.        21000 Jika diubah kebentuk angka penting fisika akan menjadi… 2.       Pak Budi berjalan sejauh 3,4 km saat olahraga pagi, ji...