PENERAPAN PENGUAT
DIFERENSIAL (saklar sentuh)
Disusun
oleh:
Nama
: Okky Ariffan
rasyid
NPM : 1111090040
Semester
: IV (Empat)
Jurusan
: Pendidikan Fisika
Kelas : Fisika (A)
Dosen : Sartiman M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektronika merupakan ilmu yang sangat penting bagi
manusia sebab menyangkut tentang kelistrikan yang menjadi salah satu energy
terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari Fisika, pada
elektronika juga tidak cukup jika hanya dipelajari secara teori sehingga membutuhakan
praktek/praktikum untuk membantu kita dalam memhami dan mengaplikasikannya.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum elektronika dasar ini
yakni tentang rangkaian Penguat Daya Audio sekaligus untuk memenuhi persyaratan
dari mata kuliah Elektronika Fisis Dasar II.
Sebuah op-amp merupakan sebuah rangkaian
integrasi ( IC ) linear yang mampu memberikan penguatan yang sangat besar dan
dapat dioperasikan pada interval tegangan yang cukup lebar.
Pemakaian op-amp amatlah luas meliputi bidang
elektronika audio, pengatur tegangan dc, tapi aktif, penyerah
presisi, pengubah analog ke digital dan pengubah digital ke analog, pengolah
isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, pengi tegral, kendali otomatik,
computer analog, elektronika nuklir, dan lain- lain.
Sehingga pada praktikum kali ini, akan
dilakukan percobaan untuk menganalisis penguat audio IC atau penguat OP-AMP.
I.2 Tujuan
Adapun
tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk menganalisis penguat audio IC (
penguat OP-AMP).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penguat operasional atau op-amp ( dari kata
operasional amplifer ) adalah penguat di perensial dengan masukan dan satu
pengeluaran yang mempuanyai penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam
orde 105 . dengan penguatan yang amat tinggi ini, penguat
operasional dengan rangkaian balikan lebih banyak digunakan daripada lingkar
terbuka.
Operational Amplifier atau di singkat op-amp
merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai
aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai
antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang
paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator
dan integrator.
Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback
(umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback
negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif
akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan
yang dapat terukur.
Op-amp pada dasarnya adalah
sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan.
Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting.
Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak
terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh
banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain
sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak
stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran
rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp
dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).
Impedasi input op-amp ideal
mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki
impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar
sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Operational
Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang
sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok
bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar,
yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator.
BAB
III
PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1
Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
adalah :
·
Rangkaian
penguat audio ber-ic
·
Sumber
tegangan dc 12 volt
·
Multimeter
digital 20 volt
Daftar komponen
R1
|
220
|
R2
|
10k
|
C1
|
22uf/16
v
|
C2
|
10uf /
16 v
|
C3
|
10uf /
16 v
|
C4
|
2200 pf
|
C5
|
820 pf
|
C6
|
100 pf
|
C7
|
330 uf
/16 v
|
IC
|
AN 5743
|
LS
|
Loud
speaker 8 ohm
|
3.2
Cara Kerja
1) Memberi tegangan sebesar 12 volt dc
dan mengukur tegangan yang masuk
2) Mengukur tegangan dc tiap pin IC
3) Menekan input pada C1 ,apakah
terdengar bunyi huum atau tidak pada speaker.
4) Menekan input pada C1 sambil
mengukur tegangan ac pada ujung-ujung speaker
5) Mengulangi kegiatan 4 minimal 3x dan
menghitung rata-rata tegangan ac outputnya
6) Melihat impedensi pada speaker
7) Dari kegiatan 5 dan 6 menghiitung
daya output !
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Percobaan
a)
Vcc=2,8 voltdc
b)
V1=1,3 v, v2=1,3 v, v3=1,3 v, v4=1,4 v, v5=0,4 v ,
v6=0,4 v, v7=0 v, v8=1,4 v, v9=3,4 v.
c)
Terdengar bunyi huuum pada speaker.
d)
Vuot=2,8 Vac
e)
Vout= 2,8+2,6+2,7/3 =2,7 Vac
f)
R= 10K=10.000 ohm
4.2
Pembahasan
Percobaan yang kami lakukan
mengenai penguat audio Ic atau penguat OP-AMP menggunakan sumber tegangan dc 12
volt dan menggunakan tipe Ic AN 5743, sehingga
didapatkan tegangan masukan ( Vcc =2,8 volt)
,serta tiap pin Ic diukur dari V1
hingga V9 berturut-turut adalah v1=v2=v3=1,3 volt, v4=1,4 volt, v5=v6=0,4,
v7=0,v8=1,4 dan v9=3,4. Pada penguat OP-AMP
penguat operasional
memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu
tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V)
terhadap tanah (ground), hal ini sesuai dengan rangkaian yang telah dibuat.
Pada
penguat membalik sumber isyarat berupa arus dan tegangan yang kecil dan jika
dihubungkan dengan masukan yang besar maka akan menghasilkan tegangan yang
lebih besar pada keluarannya. Pada penguat tak membalik, op-amp dapat dipasang
untuk membentuk penguat tak membalik dimana isyarat dihubungkan dengan masukan
tak membalik (+) pada op-amp. Balikan melalui R2 dan R1 tetap dipasang pada masukan membalik agar
membentuk balikan negative.
BAB V
PENUTUP
Setelah melakukan percobaan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,
diantaranya:
1. Penguat
operasional atau op-amp ( dari kata operasional amplifer ) adalah penguat di
perensial dengan masukan dan satu pengeluaran yang mempuanyai penguatan
tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam orde 105
2. Op-amp
dapat digunakan sebagai penguat membalik dan tidak membalik, sebagai buffer,
intedrator dan diferensiator dan komparator.
3. Pada
rangkaian penguat membalik dan tak membalik menggunakan resistor keluaran yang
lebih besar daripada masukan
DAFTAR
PUSTAKA
Reka,
S. Rio, 1999, Fisika dan teknologi semikonduktor, PT. Pradnya
Paramita; Jakarta.
Dwihono,
1996, Rangkaian Elektronika Analog, PT.Elax Media; Jakarta.
Malvino, Albert Paul. 1996. Prinsip-prinsip
Elektronika. Jakarta : Erlangga.
Turner, Rufus. Rutherford, Brinton. 1995. 133 Rangkaian
Elektronika. Jakarta : Gramedia.
Suarga H, Bidayatul A, 2012, Penuntun Praktikum
Elektronika Dasar 2. Universitas Hasanuddin
: Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar