Senin, 14 Oktober 2013

HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PENDIDIKAN



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian  Pendidikan dan Belajar

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting di masa kini, tanpa pendidikan bisa dikatakan kita tidak akan memperoleh dan berdaya guna di masyarakat, di bawah ini beberapa definisi pendidikan menurut para ahli ; Pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisk dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.( Herman H Horn).
Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. (Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1950, hlm.74.). Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.(Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991.). sedangkan Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu, yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan berdasarkan atas kecenderungan tanggapan bawaan, kematangan, atau keadaan – keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat – obatan, dan sebagainya (Hilgard dan Bower, 1975 : 2). Belajar ialah perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku atau kemampuan yang merupakan hasil dari pengalaman (Vanderzanden dan Pace, 1984).
Meskipun terdapat beberapa perbedaan pendapat dari masing – masing ahli,  namun rupanya terdapat kesamaan  pendapat dari para ahli tersebut bahwa belajar adalah  proses perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar apabila dia telah dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Perubahan tingkah laku yang diharapkan dalam bentuk tujuan atau sasaran belajar. Misalnya setelah belajar mata kuliah bimbingan dan konseling, mahasiswa dapat menjelaskan, melaksanakan bimbingan dan konseling, dan sebagainya.

B.     Pengertian Bimbingan belajar
Bimbingan belajar merupakan salah atu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menujukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan karena mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai (Prayitno, 2004 : 279).  Sedankan menurut (Munandar ,1999) Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bimbingan dari pembimbing kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan mengembangkan keterampilan serta kebiasaan belajar agar mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Dengan bertitik tolak dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan layanan bimbingan belajar ialah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu (murid) untuk dapat mengatasi masalah – masalah yang dihadapinya dalam belajar, agar setelah melaksanakan kegiatan belajar – mengajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki masing – masing.

C.    Peran Bimbingan Belajar terhadap Pendidikan
Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan kegiatan pendidikan, maka akan timbul berbagai persoalan terutama bagi murid sendiri. Sesuai dengan itu, maka bimbingan pendidikan memberikan bantuan kepada murid dalam hal :
1.      Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi
Dalam situasi pendidikan yang dihadapi oleh murid-murid, maka murid perlu mendapat bantuan. Bantuan tersebut dapat berupa; sistem belajar, buku-buku, metode belajar, alat-alat pelajaran dan sebagainya. Program orientasi merupakan salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.

2.      Pengenalan terhadap studi lanjutan

Bantuan ini terutama diberikan kepada murid-murid kelas terakhir yang akan meninggalkan sekolah dan akan melanjutkan studinya. Pengenalan yang diberikan antara lain mengenai jenis-jenis sekolah yang dapat dimasuki, syarat-syarat masuk ke sekolah lanjutan, cara-cara pemilihan jurusan yang sesuai dan sebagainya.

3.      Perencanaan pendidikan

Untuk mencapai sukses dalam pendidikan, harus dibuat suatu rencana yang jelas dan nyata mengenai kemungkinan-kemungkinan pendidikan yang akan ditempuhnya. Murid perlu mendapat bantuan sesuai dengan cita-citanya, bakat, minat dan sebagainya. Dengan demikian, murid dapat menempuh suatu pendidikan yang didasari oleh suatu rencana yang nyata, sehingga lebih menjamin tercapainya suatu tujuan.

4.      Pendidikan spesialisasi

Pada saat-saat tertentu murid dihadapkan kepada pemilihan suatu spesialisasi (kekhususan), misalnya, pemilihan jurusan pada kelas-kelas terakhir di SMA, pemilihan jurusan di perguruan tinggi, dan lain-lain. Dalam sekolah komprehensif ( sekolah pembangunan ) , masalah spesialisasi ini memegang peranan penting terutama pada kelas-kelas tinggi. Pemilihan ini akan menentukan suksesnya individu di masa mendatang. Oleh karena itu, murid harus benar-benar mendapat bantuan yang nyata.

Sedangkan Dewa Ketut Sukardi, dalam bukunya dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan di sekolah menyebutkan bahwa tujuan dari bimbingan pendidikan ( educational guidance ) secara garis besarnya adalah untuk :
1.      Membantu para siswa untuk menilai potensi-potensi, kemampuan-kemampuan, bakat dan minatnya, sifat-sifat pribadinya yang berhubungan dengan pelajaran.
2.      Membantu siswa untuk mengetahui berbagai kemungkinan pendidikan yang ada padanya.
3.      Memilih sekolah, universitas, institute, sekolah tinggi atau pusat latihan yang cocok dengan pilihannya.
4.      Membantu siswa untuk menentukan segi-segi kelemahan dan kekuatan yang ada pada diriya guna keberhasilan pendidikannya.
5.      Membantu siswa untuk menyesuaikan diri dengan suasana sekolah, sehingga dapat mengarahkan semua potensi, kemampuan, bakat dan minatnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya.



E.     HIPOTESIS TINDAKAN

1. .    Siswa dapat memahami dirinya, misalnya siswa dapat memahami keunggulan dan kelemahan diri. Hal ini dapat tercipta jika siswa merasa aman dan bebas untuk mengungkapkan dan mewujudkan dirinya.
2.    Siswa memiliki keterampilan belajar, misalnya keterampilan untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan.
3.  Siswa mampu memecahkan masalah belajar, misalnya bagaimana cara menyelesaikan persoalan secara kreatif, tiak cukup untuk hanya mengemukakan macam – macam gagasan rumus atau menghasilkan sejumlah kemungkinan penyelesaian masalah.
4.    Terciptanya suasana belajar yang kondusif bagi siswa.
5.     Siswa memahami lingkungan pendidikan.

6. siswa dapat memahami dan mengerti dan dapat mengaplikasikan ilmu fisika yang telah dipelajari dengan baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS FISIKA PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2019 SMK SWADHIPA 2 NATAR

1.        21000 Jika diubah kebentuk angka penting fisika akan menjadi… 2.       Pak Budi berjalan sejauh 3,4 km saat olahraga pagi, ji...